Minggu, 17 Maret 2013

Pembudidayaan Udang Galah (Macrobachium Rosenergii)

1. PENDAHULUAN
Udang galah merupakan komoditi ikan air twara yang dapat dipasarkan baik untuk kebutuhan dalam maupun luar negeri. Ukurannya mlai 100 gr s.d. 200 gr per ekor. Bahkan udang yang tertangkap diperairan umum dapat mencapai 300 gr per ekor. Udang galah dapat dipelihara di kolam-kolam oleh para pembydidaya udang, baik secara polikultur maupun monokultur dengan biaya yang cukup rendah sehingga dapat meningkatkan penghasilan pembudidaya. Mengingat prospek pemasarannya yang baik maka petunjuk teknis budidaya udang galah perlu dikembangkan.

2. SISTEM PEMELIHARAAN
Sistem pemeliharaan tunggal (monkulter). Pada pemerilhaarann udang galah secar tunggal, kolam yang dipergunakan sebaiknya berukuran lebih dari 500 M2 dan kedalaman air minimal 1,0 M. Dasar kolam pemeliharaan adalah tanah yang sedikit berpasir, sedangkan pematang kolah dapat berupa tanah atau tembokan semen. Air yaNg digunakan untuk pemeliharaan ini harus bebas polusi, baik yang berasla dari limbah produksi, pabrik pertanian maupun rumah tangga. Debit air yang diperlukan adalah 1 – 5 liter per detik untuk luasan 1000 m2. .Sistem pemeliharaan campuran (polikultur) Pemeliharaan udang galah dengan system polikultur banyak dilakukan oleh pembudidaya. Kombinasi yang dianjurkan adalah dengan ikanikan jenis herbivore (pemakan tumbuhan) seperti tawes, gras crap dan gurami. Perlakuan kolam untuk pemeliharaan campuan tersebut hamper sama dengan yang dilakukan untuk pemeliharaan tunggal. Diperlukan air yang mengalir secar tetap dan pemupukan dengan kadar lebih tingg dari 100-250 gram/m2 ditambah makan buatan (pellet).

3. PERSIAPAN KOLAM
Persiapan kolam pemeliharaan udang galah meliputi pengeringan kolam, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar kolam, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar kolam, dan pembuatan kemalir. Pengapuran dengan dosis 10-25 gram/m2 bertujuan untuk sanitasi kolam. Pemupukan sebanyak 100-250 gram/m2 dpat dilakukan bila udang hanya diberi sedikit makanan tambahan, tetapi bila makanan tambahan penuh diberikan, pemumpukan kolah tidak perlu dilakukan. Untuk mencegah hewan liar, pada saluran pemasukan diberikan saringan/filter. Penebaran udang dilakukan setelah 5 s.d 7 hari dari pengisian air kolam.

4. PENEBARAN BENIH
Benih udang galah yang ditebarkan sebaiknya berukuran tokolan suapay lebih tahan dibandingkan juvenile. Padar penebaran pada sistem pemeliharaan tunggal adlah 5-10 ekor/m2 untuk tokolam berukuran 3-5 cm. Menurut James P. Mc.Vey,Ph.D bahwa padat penebaran benih udang galah dapat 15 ekor per m2 apabila kondisi air dan makanan tambahan cukup, tetapi apabila ada cukup air, tidak ada makanan tambahan (makan udang hanya dari pemupukan saja), maka kepadatan benih udang hanya 10 ekor per/m2, tetapi bila tidak ada air yang cukup dan juga tidak tersedia pupuk untuk kolam maka dapat dicoba kepadatan 2 ekor udang per m2. Padat penebarab per m2 yang dianjurkan pada pemeliharaan polikultur dengan pemupukan organic dan tambahan tumbuhan adalah 10 ekor udang galah ditambah pupuk organic saja, padat penebaran per m2 yang dianjurkan adalah udang galah 10 ekor. Untuk pemeliharaan udang galah dengan system pemanenan secara bertahap, dapat dilakukan penebaran ulang pada setiap panen 50% dari julah udang yang
dipanen.

5. PEMBERIAN MAKANAN
Selam pemeliharaan, udang galah diberi makanan tambahan berupa pellet (25% protein) dengan jumlah pakan 5% dari berat total biomas populasi udang per hari. Frekwensi pemberiannya adalah 2 kali perhari, yaitu pada sore hari dan malam hari, karena pada waktu itu udang lebih aktif. Untuk menentukan jumlah berat populasi udang yang ada yaitu dengan cara mengambil sedikit udang untuk sample yang kemudian kita bisa mengetahui berat rara-ratanya. Berat rata-rata tadi dikalikan dengan jumlah yang diperkirakan ada didalam kolam untuk mendapatkan jumlah berat seluruhnya. Jumlah pemberian 5% per hari harus disesuaikan setiap dua minggu sekali. Apabila semua dalam keadaan baik untuk pertumbuhan udang kita bisa mengharapkan moralitas hanya lebih kurang 5% per bulannya. Dengan demikian dapat diperkirakan jumlah udang yang akan dapat dipanen dengan mengurangi 5% tiap bulannya. Makanan udang dalam bentuk pellet dapat dibeli di pasaran dapat pula dibuat sendiri dengan mencampurkan semua bahan yang diperlukan dan menghancurkannya dengan mesin penggiling.

6. PENGELOLAAN AIR
Pad kolam pemeliharaan udang galah, untuk menjaga kesehatan udang, kualitas dan kuantitas air harus selalu dipantau. Biasanya untuk pemeliharaan udang system tunggal, kualitas air cenderung menurun (jelek) setelah 1 bulan mas pemeliharaan. Untuk memperbaiki kualitas air tersebut dapat ditebarkan ikan-ikan jenis pemakan plangton dengan kepadatan rendah. Kualitas air yang redah ditandai dengan banyaknya udang dipermukaan pada pagi hari. Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan mengganti jumlah air sebanyak sepertiga bagian dengan air baru.

7. PENYAKIT
Penyakit udang yang paling serius adlah yang disebabkan oleh ingkungan dan keadaan yang tidak menyenangkana seperti terlalu padat, kekurangan makanan, penanganan yang tidak baik dan sebagainya. Berarti cara penanggulangan yang paling baik dan efektif ialah dengan memberikan kondisi yang terbaik pada kolam udang. Sekali kolam dilanda penyakit yang serius maka biasanya terlambat untuk untuk melakukan tindakan apapun. Penyembuhan dengan memberikan anti biotika atau fungisida keseluruh kolam mahal sekali biayanya. Oleh karena itu lebih murah untuk mengeringkan kolam dan mulai menyiakan dari permulaan.

8. PEMANENAN
Setelah masa pemeliharaan 3 sampai 5 bulan udang dapat diapanen. Pada saat panen total ukurang bervariasi beratnya yaitu 20 – 50 gram per ekor. Sistem pemanenan dapat dilakukan secar bertahap dimanan hanya dipilih ukuran konsumsi isi 30 sampai 40 ekor/kg (ukuran pasar). Pada tahap pertama dilakukan setelah 2 bulan masa pemeliharaan (dari tokolan) dengan menggunakan jaring dan setaip bulan berikutnya. Produksi udang galah dapat menncapai 2 sampai 40 ton/hektar. Tehnik memanen yang paling mudah dan paling murah adalah dengan mengeringkan kolam baik sebagian maupun menyeluruh. Biasanya apabila akan memanen seluruh udang maka kolam dikeringkan sama sekali, tetapi kalau akan memanen sebagian saja maka hanya sebagian air yang dibuang. Pada saat pemanenan sebaiknya dimasukkan air segar kedalam kolam melalui saluran air masuk. Selain itu pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari diman temperature masih rendah. Air segar segar perlu dialirkan kedalam kolam untuk mencegah agar udang tidak mati kepanansan, air dibuang melalui pusat saluran pembuangan dalam kolam sehingga semua udang akan mengumpul didalam bak penangkap ataupun dalam saluran kemudian ditangkap dengan menggunakan jarring kecil (serok). Setelah itu dimasukkan kedalam ember yang diisi es atau dalm kemasan yang telah disiapkan dan dikirimkan ke pasaran. Apabila dipanen seluruhnya maka kolam harus dikeringkan dan disiapkan lagi untuk pemeliharaan berikutnya.

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Tahun 2007, Pemerintah Daerah Prov. DIY

Macrobrachium rosenbergii (Udang Galah)

Klasifikasi dan Karakterisasi Morfologi udang galah :
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Arthropoda
Class                      : Malacostraca
Order                    : Decapoda
Family                   : Palaemonoidea
Genus                   : Macrobrachium
Spesies                 : Macrobrachium rosenbergii
Badan udang galah terdiri ruas-ruas yang ditutup dengan kulit keras, tak elastis dan terdiri dari zat chitin. Badan udang galah terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kepala dada (Cephalothiorax), badan (abdomen) dan ekor (uropoda). Bagian cephalothorax dibungkus oleh kulit keras yang disebut carapace. Pada  bagian depan terdapat tonjolan yang bergerigi disebut rostrum. Secara taksonomi rostrum mempunyai fungsi sebagai penunjuk jenis (species). Ciri khusus udang galah yang membedakan dengan jenis udang lainnya adalah bentuk rostrum yang panjang dan melengkung seperti pedang dengan jumlah gigi bagian atas 11-13 buah dan gigi bawah 8-14 buah. Pada bagian dada terdapat lima pasang kaki jalan (periopoda). Pada udang galah jantan dewasa pasangan kaki jalan ke-2 tumbuh sangat panjang dan besar, panjangnya dapat mencapai 1,5 kali panjang badannya (Hadie dan Supriyatna, 1988). Sedangkan pada udang galah betina pertumbuhan kaki jalan ke-2 tidak begitu menyolok.
Bagian abdomen terdiri dari lima ruas, tiap ruas dilengkapi sepasang kaki renang (pleiopoda). Pada udang galah betina bagian ini agak melebar, membentuk semacam ruangan untuk mengerami telurnya (broadchamber). Bagian uropoda merupakan ruas terakhir dari ruas badan, yang kaki renangnya berfungsi sebagai pengayuh atau yang biasa disebut ekor kipas. Uropoda terdiri dari bagian luar ( exopoda) dan bagian dalam (endopoda) serta bagian ujungnya meruncing disebut telson.

Ciri-ciri khusus udang galag jantan dan betina antara lain.
Udang galah jantan :
- Ciri yang paling mencolok adalah pasangan kaki jalan ke-2, tumbuh sangat besar , kuat, bercapit besar dan panjang.
- Bagian perut lebih ramping dari udang galah betina.
- Kepala udang galah jantan tampak lebih besar dari udang galah betina.
- Tubuh udang galah jantan langsing dan keadaan ruang dibawah perut sempit.
- Alat kelamin udang galah jantan terletak pada pangkal kaki jalan ke-5.

Udang galah betina
- Pasangan kaki jalan ke-2 tumbuh kecil, capit yang ke-2 lebih pendek.
- Bagian perutnya nampak lebih gemuk dan lebar.
- Kepala udang galah betina lebih kecil daripada udang galah jantan.
- Tubuh udang galah betina terlihat gemuk dan ruang bagian bawah perut membesar sesuai dengan kegunaannya untuk mengerami telur.
- Alat kelamin udang galah betina terletak pada pangkal kaki jalan ke-3.