Pembahasan :
Kemelimpahan ditentukan oleh gabungan pengaruh semua faktor serta semua proses mengenai populasi, tergantung atau tidak tergantung pada kerapatan menyatakan bahwa suatu populasi hanya dapat dirubah oleh kelahiran juga oleh menetasnya telur), oleh kematian, atau oleh imigrasi. populasi yang berbeda dalam perilaku, disebutkan bahwa beberapa spesies (atau populasi setempat) menggunakan hampir seluruh waktunya untuk kesembuhan dari kehancuran di masa lampau atau ketika dalam Fase invasi daerah baru, sedang spesies lain sibuk menghadapi benturan dengan batas sumberdaya lingkungan atau sibuk dalam penderitaan karena pengaruh adanya saling berdesakan atau kekuatan yang tergantung pada kerapatan. Intensitas dapat diartikan sebagai kerapatan suatu spesies pada suatu ruang/ wilayah tertentu Sedangkan prevalensi yaitu frekuensi kehadiran suatu organisme pada wilayah/ ruang dan waktu tertentu. Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi dapat lebih sering dijumpai, sebab daerah penyebarannya luas. Berbeda halnya dengan suatu spesies yang prevalensinya rendah, karena daerah penyebarannya sempit hanya dijumpai pada tempat-tempat tertentu saja. Prevalensi artinya adalah tentang cacah dan besarnya daerah yang didiami oleh makhluk yang dimaksudkan di dalam kawasan secara keseluruhan. Setiap populasi apabila telah mencapai tingkat kepadatan, kerapatan tertentu, dan dengan keterbatasan daya dukung lingkungan, akan cenderung mengalami penyebaran. Di tempat yang baru populasi akan menempati, beradaptasi, dan membentuk keseimbangan yang baru. Sedangkan, Fekunditas secara umum berarti kemampuan untuk bereproduksi, atau kinerja potensial (kapasitas fisik) suatu populasi. Dalam biologi, fekunditas adalah laju reproduksi aktual suatu organisme atau populasi yang diukur berdasarkan jumlah gamet, biji, ataupun propagula aseksual. Hal ini ada kaitannya dengan ketahanan hidup organisme. Ketahanan hidup merupakan suatu faktor penting dalam perubahan ukuran populasi seiring dengan berjalannya waktu. Kelulushidupan disebut juga dengan istilah kohort, yaitu suatu kelompok individu dengan umur yang sama, dari lahir sampai mereka mati. Untuk memeplajari kelulusahidupan suatu organisme, para ahli telah mengembangakn suatu model yang dikenal dengan kurva ketahanan hidup (Surya.2010)
Kemelimpahan ditentukan oleh gabungan pengaruh semua faktor serta semua proses mengenai populasi, tergantung atau tidak tergantung pada kerapatan menyatakan bahwa suatu populasi hanya dapat dirubah oleh kelahiran juga oleh menetasnya telur), oleh kematian, atau oleh imigrasi. populasi yang berbeda dalam perilaku, disebutkan bahwa beberapa spesies (atau populasi setempat) menggunakan hampir seluruh waktunya untuk kesembuhan dari kehancuran di masa lampau atau ketika dalam Fase invasi daerah baru, sedang spesies lain sibuk menghadapi benturan dengan batas sumberdaya lingkungan atau sibuk dalam penderitaan karena pengaruh adanya saling berdesakan atau kekuatan yang tergantung pada kerapatan. Intensitas dapat diartikan sebagai kerapatan suatu spesies pada suatu ruang/ wilayah tertentu Sedangkan prevalensi yaitu frekuensi kehadiran suatu organisme pada wilayah/ ruang dan waktu tertentu. Suatu spesies hewan yang prevalensinya tinggi dapat lebih sering dijumpai, sebab daerah penyebarannya luas. Berbeda halnya dengan suatu spesies yang prevalensinya rendah, karena daerah penyebarannya sempit hanya dijumpai pada tempat-tempat tertentu saja. Prevalensi artinya adalah tentang cacah dan besarnya daerah yang didiami oleh makhluk yang dimaksudkan di dalam kawasan secara keseluruhan. Setiap populasi apabila telah mencapai tingkat kepadatan, kerapatan tertentu, dan dengan keterbatasan daya dukung lingkungan, akan cenderung mengalami penyebaran. Di tempat yang baru populasi akan menempati, beradaptasi, dan membentuk keseimbangan yang baru. Sedangkan, Fekunditas secara umum berarti kemampuan untuk bereproduksi, atau kinerja potensial (kapasitas fisik) suatu populasi. Dalam biologi, fekunditas adalah laju reproduksi aktual suatu organisme atau populasi yang diukur berdasarkan jumlah gamet, biji, ataupun propagula aseksual. Hal ini ada kaitannya dengan ketahanan hidup organisme. Ketahanan hidup merupakan suatu faktor penting dalam perubahan ukuran populasi seiring dengan berjalannya waktu. Kelulushidupan disebut juga dengan istilah kohort, yaitu suatu kelompok individu dengan umur yang sama, dari lahir sampai mereka mati. Untuk memeplajari kelulusahidupan suatu organisme, para ahli telah mengembangakn suatu model yang dikenal dengan kurva ketahanan hidup (Surya.2010)
Berdasarkan hasil uraian di atas dapat dijabarkan bahwa
konsep kelimpahan tersebut merupakan tingkat keberagaman populasi pada suatu
wilayah yang dihuni dengan penyebarannya. Dengan demikian dapat dikaitkan
dengan faktor intensitas dan prevalensi suatu populasi pada wilayah tersebt.
Intensitas yang merupakan suatu kerapatan spesies pada suatu hunian dalam
lingkup luas yaitu berupa faktor kelimpahan tersebut. Sedangkan pravelensi
merupakan frekuensi spesies tersebut di wilayah hunian yang juga dalam satu
lingkup dengan konsep daerah kelimpahan tersebut. Dengan adanya pravelensi ini
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pravelensi suatu organisme maka
semakin tinggi pula kelangsungan hidup dan penyebaran organisme tersebut, dan
sebaliknya semakin rendah pravelensi suatu organisme maka dari itu tingkat
penyebaran hewan tersebut semakin rendah pula. Hal ini dikarenakan faktor
disperse yang merupakan kesinambungan dari faktor pravelensi organisme. Faktor
disperse sendiri merupakan proses penyebaran suatu organisme akibat adanya
kerapatan dan frekuensi suatu populasi pada wilayah tersebut. Penyebaran ini
dikarenakan terjadi persaingan dalam pertahanan tempat tinggal suatu populasi
pada huniannya. Sebagaimana dengan hukum seleksi alam yang menyatakan bahwa
bagi spesies atau populasi yang kuat makan mereka akan mendominasi dan yang
kalah mundur atau berpindah. Dengan demikian, disperse ini mengakibatkan adanya
migrasi-migrasi hewan dari satu tempat ke tempat lainnya. Apabila yang kuat
bertahan mereka akan berdomisili pada lahan hunian tersebut dan melakukan semua
aktivitas syarat kehidupan, salah satunya berkembang biak sesuai dengan faktor
konsep fekunditas. Permasalahn fekunditas ini berpaku pada bagaimana tingkat atau
kecepatan perkembangbiakan suatu organisme serta jumlah anakan yang dihasilkan.
Beberapa kasus untuk hewan yang langka, disebabkan karena pada organisme
tersebut dalam proses persaingannya ada kemungkinan mereka mengalami kekalahan
sehingga jumlah spesies dari populasi tersebut semakin sedikit. Sedangkan dalam
proses perkembangbiakannya, hewan tersebut memiliki tingkat reproduksi yang
lama dengan jumlah anakan yang dihasilkan sedikit, dengan demikian hewan
tersebut menjadi sedikit sebarannya atau langka. Berbeda dengan tikus dan hewan
yang jumlah anaknya banyak, sehingga tidak terjadi kelangkaan untuk sementara
ini. Maka dari itu, dengan penjelasan tersebut dapat dikatan spesies hewan
langka ataupun tidak tetap dapat melangsungkan hidupnya akan tetapi terdapat
perbedaan antara keduanya, yaitu berdasar ketahanan hidup merek dalam waktu
jangka panjang untuk ke depannya. Spesies hewan langka tersebut tetap dapat
mempertahankan hidupnya akan tetapi berada dalam ambang kritis pertahan
spesiesnya berbeda dengan spesies yang dalam reproduksinya cepat, mereka masih
dalam kisaran normal karena generasi selanjutnya masih banyak yang akan
bertahan dan mempertahankan jenisnya. Dengan mengetahui beberapa ulasan tentang
konsep di atas dapat dimanfaatkan agar kita sebagai insane yang berakal pikiran
mampu mempertahankan spesies-spesies hewan yang sudah berada dalam ambang
kritis populasinya (tergolong langka) untuk ikut berpartisipasi dalam
pemeliharaan dan pertahanan jenis agar generasi anak cucu di masa datang masih
bisa melihat secara nyata hewan-hewan yang langka atau hamper punah. Selain
itu, kita dapat ikut melestarikan dan mampu membuat suasana ekologi hewan
langka tersebut nyaman dan cocok sesuai kondisi tubuh hewan tersebut. Perubahan
dalam kelimpahan dan kelangkaan spesies dengan mudahnya menjadi hal penting,
terutama bilamana pertambahan kelimpahan suatu spesies mengancam berubah
menjadi pengganggu (digolongkan sebagai pengganggu) atau bilamana pengurangan
akan menjadi kepunahan akan menjadi perhatian para konservasionis. Semoga
ekologi tidak hanya akan mengembangkan tingkatan pemahaman bagaimanakah
ditentukan kelimpahan dan kelangkaan makhluk tumbuhan dan hewan ditentukan,
akan tetapi juga tentang bagaimanakah kelimpahan dan kelangkaan makhluk
tertentu dikendalikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar