Jumat, 19 April 2013

3.Jelaskan aplikasi konsep interaksi populasi, khususnya parasitisme dan parasitoidisme, dalam pengendalian biologis. Berikan contohnya!

Pembahasan :

Interaksi populasi merupakan interaksi yang terjadi antara satu spesies satu dengan yang lainnya yang nantinya akan menghasilkan suatu hubungan dan simbiosis antar keduanya, bisa terjalin simbiosis mutualisme ataupun sebaliknya parasitisme. Kajian pembahasan ini akan lebih mengacu pada parasitisme dan parasitodisme. Parasitisme merupakan kondisi simbiosis yang menghadirkan satu organisme mengalami keuntungan dan pihak lainnya merasa dirugikan akibat pemanfaatan inangnya tersebut. Contohnya, Parasit serangga berkembang di dalam atau di luar individu serangga inang atau pada telur suatu inang yang dihuninya untuk mendapatkan asupan nutrisi dan makanannya. Sedangkan pada parasitoidisme yaitu untuk parasit pada serangga dikarenakan cukup berbeda dari parasit yang sebenarnya untuk memberikan kekhususan. Beberapa cirri-ciri hewan ini ialah : Selama perkembangan suatu individu parasitoid merusak individu inang,   Inang biasanya pada tingkat taksonomi class yang sama, Parasitoid pada umumnya ukurannya hampir sama dengan inangnya, Bersifat parasit pada saat larva saja; dewasanya hidup bebas, Tidak memperlihatkan heterocism (hidup dalam satu spesies inang dan spesies lainnya), dan Aksinya menyerupai predator yang lebih dari parasit sesungguhnya dalam dinamika populasi hama. Konteks antara parasitisme dan parasitodisme sesungguhnya sama, akan tetapi dapat dikatakan bahwa simbiosis yang parasitodisme merupakan simbiosis yang lebih menguntungkan bagi petani untuk pengendalian hama pertanian. Hal ini dapat dikaitkan dalam biocontrol untuk hama pertanian dengan cakupan parasitoid, predator, dan patogen (musuh alami) untuk mengurangi populasi hama. Kebanyakan serangga ataupun tungau tidak disebut sebagai hama dikarenakan secara alami terjadi pengendalian biologi secara alami yang menekan populasi organisme tanpa bantuan dari manusia. Dengan demikian konsep parasitoid ini sangat menguntungkan bagi manusia, terutama bagi petani di sawah, karena tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk pemusnahan hama di sawah melainkan merupakan usaha alami yang nyatanya telah terjadi begitu saja di lingkungan tersebut. Keadaan seperti ini ada kaitannya dengan pengendalian biologis yang dilakukan, dengan semakin memperbanyak interkasi parasitodisme ini maka semakin menguntungkan pihak petani dalam pengendalian hama pertanian. Interaksi parasitodisme ini mampu menekan adanya penyebaran hama semakin luas dan keadaan pertanian dan hasilnya optimal.
Contohnya pada  Pengendali hayati gulma dengan patogen (kapang dan bakteri) dan ikan herbivore. Penggunaan kapang karat berhasil digunakan pengendalian gulma kerangka di Australia Tenggara. Ikan herbivora yaitu ikan koan (Ctenopharyngodon idella) triploid yang steril. Hal tersebut dapat mengendalikan gulma air. Pengendalian hayati terhadap penyakit tanaman melibatkan penggunaan agen pengendali kapang dan bakteri berfungsi menyerang dan mengendalikan patogen tanaman serta penyakit yang ditimbulkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar