Relung (niche) dalam ekologi merujuk pada posisi unik yang
ditempati oleh suatu spesies tertentu berdasarkan rentang fisik yang ditempati
dan peranan yang dilakukan di dalam komunitasnya. Konsep ini menjelaskan suatu
cara yang tepat dari suatu organisme untuk menyelaraskan diri dengan
lingkungannya. Habitat adalah pemaparan tempat suatu organisme dapat ditemukan,
sedangkan relung adalah pertelaan lengkap bagaimana suatu organisme berhubungan
dengan lingkungan fisik dan biologisnya. Ekologi dari suatu individu mencakup
variabel biotik (makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, manusia, baik yg mikro
maupun yg makro) dan abiotik (benda tidak hidup). Relung menentukan bagaimana
spesies memberi tanggapan terhadap ketersediaan sumberdaya hidup dan keberadaan
pesaing dan pemangsa dalam suatu ekosistem. Dimensi relung adalah toleransi
terhadap kondisi-kondisi yang bervariasi (kelembapan, pH, temperatur, kecepatan
angin, aliran air, dan sebagainya) dan kebutuhannya akan sumber daya alam yang
bervariasi. Di alam, dimensi relung suatu spesies bersifat multidimensi.
Contohnya pada konservasi badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus). Langkah
pertama yang dilakukan sebelum melakukan konservasi tersebut, terlebih dahulu
kita harus mengetahui secara detail bagaimana konsep semua relung yang
mendukung kelangsungan hidup spesies tersebut. Dimulai dari konsep relung
reproduksi, makanan, perilaku, dan habitatnya. Semua cakupan relung tersebut
sebisa mungkin harus sama dan dengan relung habitat aslnya di alam sebelum
dipindahkan dalam kawasan konservasi tersebut. Berikut penjabarannya.
Relung Reproduksi :
Sifat seksual badak Jawa sulit dipelajari karena spesies ini
jarang diamati secara langsung dan tidak ada kebun binatang yang memiliki
spesimennya. Betina mencapai kematangan seksual pada usia 3-4 tahun sementara
kematangan seksual jantan pada umur 6. Kemungkinan untuk hamil diperkirakan
muncul pada periode 16-19 bulan. Interval kelahiran spesies ini 4–5 tahun dan
anaknya membuat berhenti pada waktu sekitar 2 tahun. Empat spesies badak
lainnya memiliki sifat pasangan yang mirip.
Relung Habitat dan perilaku :
Perkiraan yang paling optimistis memperkirakan bahwa lebih
sedikit dari 100 badak Jawa masih ada di alam bebas. Mereka dianggap sebagai
mamalia yang paling terancam; walaupun masih terdapat badak Sumatra yang tempat
hidupnya tidak dilindungi seperti badak Jawa, dan beberapa pelindung alam
menganggap mereka memiliki risiko yang lebih besar. Badak Jawa diketahui masih
hidup di dua tempat, Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa dan
Taman Nasional Cat Tien. Badak Jawa hidup di hutan hujan dataran rendah, rumput
tinggi dan tempat tidur alang-alang yang banyak dengan sungai, dataran banjir
besar atau daerah basah dengan banyak kubangan lumpur. Walaupun dalam sejarah
badak jawa menyukai daerah rendah. Badak jawa adalah binatang tenang dengan
pengecualian ketika mereka berkembang biak dan apabila seekor inang mengasuh
anaknya. Kadang-kadang mereka akan berkerumun dalam kelompok kecil di tempat
mencari mineral dan kubangan lumpur. Berkubang di lumpur adalah sifat umum
semua badak untuk menjaga suhu tubuh dan membantu mencegah penyakit dan
parasit. Badak jawa tidak menggali kubangan lumpurnya sendiri dan lebih suka
menggunakan kubangan binatang lainnya atau lubang yang muncul secara alami,
yang akan menggunakan culanya untuk memperbesar. Tempat mencari mineral juga
sangat penting karena nutrisi untuk badak diterima dari garam. Wilayahi jantan
lebih besar dibandingkan betina dengan besar wilayah jantan 12–20 km² dan
wilayah betina yang diperkirakan 3–14 km². Wilayah jantan lebih besar daripada
wilayah wanita. Tidak diketahui apakah terdapat pertempuran teritorial.
Relung Makanan :
Badak jawa adalah hewan herbivora dan makan bermacam-macam
spesies tanaman, terutama tunas, ranting, daun-daunan muda dan buah yang jatuh.
Kebanyakan tumbuhan disukai oleh spesies ini tumbuh di daerah yang terkena
sinar matahari: pada pembukaan hutan, semak-semak dan tipe vegetasi lainnya
tanpa pohon besar. Badak menjatuhkan pohon muda untuk mencapai makanannya dan
mengambilnya dengan bibir atasnya yang dapat memegang. Badak Jawa adalah
pemakan yang paling dapat beradaptasi dari semua spesies badak. Badak
diperkirakan makan 50 kg makanan per hari. Seperti badak Sumatra, spesies badak
ini memerlukan garam untuk makanannya. Tempat mencari mineral umum tidak ada di
Ujung Kulon, tetapi badak Jawa terlihat minum air laut untuk nutrisi sama yang
dibutuhkan.
Hal-hal tersebut merupakan cakupan ulasan relung yang perlu disediakan bagi para konservator yang akan dipersiapkan untuk konservasi badak bercula satu. Dengan demikian, dengan mempertimbangkan beberapa konsep relung tersebut diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menyajikan konsep relung yang sama antara relung alami dan relung konservasi badak tersebut.
Hal-hal tersebut merupakan cakupan ulasan relung yang perlu disediakan bagi para konservator yang akan dipersiapkan untuk konservasi badak bercula satu. Dengan demikian, dengan mempertimbangkan beberapa konsep relung tersebut diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menyajikan konsep relung yang sama antara relung alami dan relung konservasi badak tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar